Sabtu, 07 Juli 2018

Mengenal Alfabet Yunani

Koine Yunani (Κοινὴ Ἑλληνική)

Kurang tepat apabila semua Kitab Suci orang Kristen disebut dengan Injil. Karena istilah "Injil" sebenarnya tidak dikenal dalam Kitab Suci orang Kristen, karena memang tidak ada huruf "J" baik dalam Bahasa Ibrani maupun Bahasa Asli Perjanjian Baru. Lagipula yang sering disebut Injil (Gospel) barulah sebagian dari Kitab Suci Perjanjian Baru Kristen. Adapun yang disebut dengan Perjanjian Baru berisi:
1. Kisah Sejarah Mesias/Kristus
2. Surat-surat penggembalaan (Surat Para Rasul)
3. Kitab Nubuatan / Wahyu (Sastra Apokaliptik)

Tidak tepat pula jika ada yang menyebut Injil Perjanjian Lama, Injil Kejadian, Injil Yesaya, dll. Secara pemahaman awam hal ini masih bisa diterima, namun secara teologis dan berdasarkan kenyataan di lapangan hal ini sangat tidak pas. Karena yang disebut dengan "Perjanjian Lama" oleh orang Kristen sebenarnya adalah Kitab Suci orang Yahudi yang disebut dengan Tanakh. Tanakh sendiri berisi kelima Kitab Taurat Musa, Kitab Nabi-nabi Yahudi, dan Kitab-kitab Sastra. Jadi sangat tidak tepat disebut dengan "Injil Perjanjian Lama".

Manuskrip Kitab Suci Kristen (Perjanjian Baru) yang dijadikan rujukan penerjemahan ke dalam semua Alkitab Perjanjian Baru adalah sebuah naskah lengkap dari salinan Kitab Perjanjian Baru Asli yang berbahasa Yunani (dalam bahasa ilmiah disebut Textus Receptus / Naskah Rujukan). Naskah Asli yang ditulis pertama kali memang sudah tidak ada, karena rusak termakan usia. Namun saat ini sangat banyak salinannya. Salinan-salinan tertua yang paling terkenal setidaknya ada 3 :

1. Codex Vaticanus (Vatikan, Bibl. Vat., Vaticanus Graecus 1209 (Vat. gr. 1209); Gregory-Aland no. B atau 03, δ 1 von Soden).

2. Codex Alexandrinus (London, British Library, MS Royal 1. D. V-VIII; Gregory-Aland no. A or 02, Von Soden δ 4).

3. Codex Sinaiticus (Codex Sinaiticus; sekarang disimpan di British Library, London, Add. 43725; Gregory-Aland no. א (Aleph) atau 01).

Nama-nama di atas adalah nama-nama kode naskah dalam bahasa ilmiahnya yang berguna untuk studi ilmiah.

Kenapa Bahasa Yunani dan bukan Ibrani? Tentu saja karena Bahasa Yunani adalah Bahasa Pengantar lintas bangsa dan budaya pada saat itu, bisa dibilang Bahasa Internasional yang dipahami banyak orang di kawasan laut tengah pada saat itu.

Namun yang patut disayangkan adalah, banyak Umat Kristen sendiri (terutama yang di Indonesia) yang bahkan tidak pernah membaca atau memegang salinannya. Bahkan banyak yang tidak tahu Bahasa Asli Perjanjian Baru itu bahasa apa. Naskah Asli ini kebanyakan hanya dipelajari di STT (Sekolah Tinggi Theologia) Kristen, itupun hanya sekitar beberapa jam saja dalam satu minggu. Hanya sedikit orang yang secara pribadi menyimpan naskah cetak dalam bahasa aslinya.

Dalam kerangka itulah maka tujuan utama pembahasan kali ini adalah untuk memberi sebuat pengantar bagi saudara-saudari kita umat Kristiani agar mereka tidak buta huruf pada naskah asli yang menjadi rujukan penterjemahan Kitab Suci mereka yaitu Alfabet Yunani.

Terlepas dari segala konsep teologis, mari kita sama-sama belajar tentang Alfabet Yunani yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari terutama di sekolahan yang menjadi simbol-simbol dan rumus-rumus, terutama dalam mata pelajaran IPA dan Matematika.

Koine Yunani

Bahasa Koine Yunani (Κοινὴ Ἑλληνική) merujuk Bahasa Koine Yunani (Κοινὴ Ἑλληνική) merujuk kepada bentuk-bentuk bahasa Yunani yang dipakai pada masa pasca-klasik (kurang lebih dari 300 SM – 300 M). Nama-nama lain bahasa ini adalah bahasa Yunani Iskandariah, Yunani Helenistik, Yunani Umum, atau Yunani Perjanjian Baru. Bahasa Yunani Koine tidak hanya penting bagi bangsa Yunani karena merupakan bahasa umum pertama yang juga merupakan moyang bahasa Yunani Demotik namun karena pengaruhnya yang sangat besar bagi perkembangan kebudayaan Dunia Barat dan fungsinya sebagai lingua franca daerah Laut Tengah. Bahasa Koine juga merupakan bahasa yang dipakai untuk menuliskan kitab Perjanjian Baru. Bahasa Yunani Koine di samping bahasa Latin merupakan sebuah bahasa penting di Kekaisaran Romawi.

Kata koine (Κοινὴ) artinya adalah "umum" jadi maksudnya ialah "bahasa Yunani Umum" yang bisa dimengerti semua orang Yunani.

Sejarah

Bahasa Yunani Koine sebagai dialek umum di antara bala tentara Alexander yang Agung. Ketika negara-negara Yunani yang bersekutu di bawah Makedonia menaklukkan dan mengkolonisasi dunia yang diketahui, bahasa bersama mereka dipertuturkan dari Mesir sampai ke perbatasan India. Meski unsur-unsur bahasa Koine baru terwujud pada masa Yunani Klasik akhir, periode Pasca-Klasik Yunani dari mangkatnya Alexander pada tahun 323 SM ketika budaya-budaya di bawah pemerintahan Helenistik pada gilirannya memengaruhi bahasa ini. Periode selanjutnya yang dikenal dengan istilah Bahasa Yunani Pertengahan, ditarikh muncul pada pendirian Konstaninopel oleh Konstantin I di tahun 330. Masa Pasca-Klasik ini jadi merujuk kepada diciptakannya dan perkembangan bahasa Yunani Koine selama keseluruhan era Helenistik dan Romawi pada sejarah Yunani sampai munculnya Abad Pertengahan.

Istilah Koine


Koine (Κοινή), dalam bahasa Yunani artinya adalah "Umum", sebuah istilah yang sebelumnya juga pernah digunakan oleh beberapa ilmuwan kuna untuk merujuk ke beberapa jenis bahasa Yunani. Sebuah mazhab ilmuwan seperti Apollonius Dyscolus dan Aelius Herodianus menggunakan istilah Koineuntuk merujuk kepada bahasa proto-Yunani, sementara yang lain menggunakan istilah ini untuk merujuk ke sembarang bentuk lisan bahasa Yunani yang berbeda dengan bahasa tertulis. Ketika Koinesecara bertahap berkembang menjadi bahasa kesusastraan, beberapa orang membedakannya menjadi: bahasa Yunani-Hellenik sebagai bahasa sastra masa pasca-klasik dan Koine sebagai bahasa lisan yang populer. Sedangkan yang lain lebih suka menggunakan istilah "Dialek Iskandariah" (Περὶ τῆς Ἀλεξανδρέων διαλέκτου) untuk merujuk Koine. Istilah "Dialek Iskandariah" ini sering dipakai oleh para pakar klasik modern.

PENDAHULUAN

Bahasa Yunani yang merupakan bahasa asli Perjanjian Baru  yang memiliki sejarah yang panjang sejak abad ke-13 sebelum Masehi hingga masa kini. Bentuk paling dini dari bahasa ini disebut Linear B (abad ke-13 sM). Bentuk bahasa Yunani yang digunakan oleh penulis dari Homer (abad ke-8 sM) hingga Plato (abad ke-4 sM) disebut Bahasa Yunani Klasik. Alphabet Yunani berasal dari abjad Fenisia seperti halnya dengan alefbet Ibrani. Bahasa Yunani Klasik memiliki aneka ragam dialek dengan tiga dialek utama yaitu Doric, Aeolic, dan Ionic.

Raja Philip dari Makedonia menaklukkan Athena di abad ke-4 sM. Putranya, Aleksander Agung mengembangkan kebudayaan dan bahasa Yunani di daerah jajahannya. Aleksander berbicara dalam dialek Attic, cabang dari dialek Ionic, dan dialek inilah yang berkembang. Dialek ini juga digunakan oleh penulis Athena kenamaan. Saat itulah permulaan dari Abad Helenistik.

Oleh karena bahasa Yunani berkembang dan bertemu dengan bahasa-bahasa lain, bahasa-bahasa ini berinteraksi satu sama lain. Hal ini menyebabkan adanya adaptasi bahasa yang dewasa ini dikenal sebagai bahasa Yunani Koine. Kata κοινη-koinê berarti umum, bermakna bahasa sehari-hari. Bahasa Yunani Koine adalah bentuk yang lebih sederhana dari bahasa Yunani klasik dan banyak unsur-unsur lain yang hilang dari bahasa Yunani klasik. Bahasa Yunani Koine inilah yang digunakan di dalam Septuaginta, yaitu terjemahan Tanakh Ibrani (Perjanjian Lama) ke dalam bahasa Yunani, Perjanjian Baru dan tulisan-tulisan dari para Bapa Gereja.

ALPHABET

Bahasa Yunani memiliki dua puluh empat huruf. Sebenarnya masih ada huruf-huruf lain, tetapi tidak digunakan lagi sebelum periode klasik. Perjanjian Baru Yunani ditulis dalam huruf kapital tanpa tanda baca, tekanan suara, bahkan tanpa spasi antar huruf. Sebagai contoh, frasa pertama Kitab Yohanes 1:1.

ΕΝΑΡΧΗΗΝΟΛΟΓΟΣ

Huruf kecil dikembangkan setelah akhir abad pertama Masehi dan sudah menggunakan spasi sebagai pemisah antar kata. Jadi frasa pertama Yohanes 1:1 disalin menjadi:

εν αρχη ην ο λογος
en arkhê ên ho logos



Daftar Alfabet Yunani
  Greek alphabet - Modern pronunciation

Greek pronunciation notes
Greek diphthongs, consonant combinations, ligatures and other special letters
Notes on the pronunciation of Greek diphthongs and consonant combinations

Greek alphabet (Modern pronunciation)

Keterangan tiap huruf

Α - α - Alpha
Aksara pertama, dibunyikan seperti a dalam abad, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf a. Secara figuratif digunakan untuk menunjukkan urutan pertama.


Penyalinan huruf (transliterasi) adalah kemiripan suatu huruf dalam bahasa lain, seperti α - alpha di atas. Hal ini tidak berarti bahwa kombinasi yang mirip dari aksara suatu bahasa bermakna sama seperti kombinasi dalam bahasa lain. Kata dalam bahasa Indonesia adalah kombinasi huruf tertentu yang mengandung makna sedangkan κατα - kata dalam bahasa Yunani berarti sesuai dengan, menurut. Disebabkan oleh kemiripan suara dan fungsi antara α - alpha Yunani dengan huruf Latin a, maka dikatakan bahwa aksara Latin a adalah transliterasi dari aksara Yunani α - alpha.

Β - β - Beta
Aksara kedua, dibunyikan seperti b dalam badan, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf b.

Γ - γ - Gamma
Aksara ketiga, dibunyikan seperti g dalam gigi, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf g. Aksara γ -gamma memiliki bunyi g yang keras, jika diikuti dengan γ-gamma, κ -kappa, χ-khi atau ξ -xi, aksara ini dibunyikan n.

αγγελλος
aggelos
dibunyikan: ang-e-los

Δ - δ – Delta
Aksara keempat, dibunyikan seperti d dalam dada, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf d.

Ε - ε - Epsilon
Aksara kelima, dibunyikan PENDEK seperti e dalam enak, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf e.

Ζ - ζ - Zeta
Aksara keenam, dibunyikan seperti z dalam zalim, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf z. Untuk membedakannya dengan bunyi s, sebagian kalangan mengucapkan huruf ini di awal kata dengan z, tetapi di tengah kata dengan dz.

βαπτιζω - baptizô diucapkan: bap-tid-zo, AKU MEMBAPTIS

Η - η - Eta
Aksara ketujuh, dibunyikan PANJANG seperti e dalam enak, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf ê, yaitu e dengan karakter ^ di atasnya [ALT-0234]. Harap bedakan aksara ini dengan aksara Latin h atau n.

Θ - θ - Theta
Aksara kedelapan, dibunyikan seperti th dalam kata Inggris thank (terima kasih), diucapkan dengan meletakkan lidah di antara gigi atas dan bawah serta menghembuskan nafas keras. Aksara ini dialih-hurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf th. Ada lima aksara Yunani yang ditransliterasikan dalam gabungan dua aksara Latin seperti di atas. Aksara seperti ini disebut konsonan ganda.

Ι - ι - Iota
Aksara kesembilan, dibunyikan seperti i dalam ibu, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf i.

Κ - κ - Kappa
Aksara kesepuluh, dibunyikan seperti k dalam kabar, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf k.

Λ - λ - Lambda
Aksara kesebelas, dibunyikan seperti l dalam lada, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf l.

Μ - μ - Mu
Aksara kedua belas, dibunyikan seperti m dalam mata, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf m.

Nama konsonan dibentuk dengan bantuan sebuah vokal, tetapi bunyi konsonan itu tidak termasuk vokal itu. Sebagai contoh, jika kata μ - mu muncul dalam suatu kata, tidak ada bunyi u di sana.


μαγεια - mageia, PERBUATAN SIHIR/MAGIC

Ν - ν - Nu
Aksara ketiga belas, dibunyikan seperti n dalam nama, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf n. Dari segi bentuk aksara ν - nu Yunani mirip dengan aksara Latin v, dan dalam hal ini kita harus dapat membedakannya.

Ξ - ξ - Xi
Aksara keempat belas, dibunyikan seperti x (ks) dalam kata Inggris text (baca: tekst), dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf x.

Ο - ο - Omicron (baca: o-mai-kron)
Aksara kelima belas, dibunyikan seperti o dalam polos, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf o.

Π - π - Pi
Aksara keenam belas, dibunyikan seperti p dalam padat, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf p.

Ρ - ρ - Rho

Aksara ketujuh belas, dibunyikan seperti r dalam raba, dan dialih-hurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf r. Bentuk huruf ini mirip dengan p dalam aksara Latin, seyogianya kita berhati-hati agar tidak menganggapnya sebagai p.

Σ - σ - ς - Sigma
Aksara kedelapan belas, dibunyikan seperti s dalam sabar, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf s. Ada dua bentuk huruf sigma dalam bahasa Yunani, ς muncul pada akhir kata dan σ terletak di awal dan tengah kata, misalnya:
αποστολος – apostolos, Rasul

Τ - τ - Tau

Aksara kesembilan belas, dibunyikan seperti t dalam tahan, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf t.

Υ - υ - Upsilon, baca: ap-sai-lon 

Aksara kedua puluh, dibunyikan seperti u dalam udang, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf u. Jika aksara ini dikombinasikan dengan vokal lain seperti ε - epsilon dan η - êta, maka bunyinya berubah yu, sebagian mengucapkannya dengan ev.

ευαγγελιστης – euaggelistês,
baca: yu-ang-gel-is-tes, 

atau: ev-ang-gel-is-tes, evangelis, penginjil
 

Aksara kapital mirip dengan aksara Y Latin dan bentuk inilah yang banyak diserap serta seringkali ditulis dengan aksara y kecil, misalnya:
δυναμις -dunamis, menjadi dynamis
φυσικος -phusikos menjadi physikos
υπερ - huper menjadi hyper
υρο - hupo menjadi hypo
κερυγμα - kerugma menjadi kerygma
κυριος - kurios menjadi kyrios
μυστεριον - musterion menjadi mysterion,
dan lain-lain

Φ - φ - Phi
Aksara kedua puluh satu, dibunyikan seperti f dalam fajar, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf ph. Huruf kecil phi memiliki dua bentuk penulisan seperti di atas.

Χ - χ - Chi
Aksara kedua puluh dua, dibunyikan seperti ch dalam kata Jerman loch, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf kh (Indonesia) atau ch (Inggris). Bentuk huruf ini mirip dan harap dibedakandengan x Latin. Istilah bahasa Inggris untuk hari Natal yaitu Christmas disingkat X-mas berasal dari huruf ini, yaitu perkembangan dari kata ΧΡΙΣΤΟΣ, χριστος - khristos, Kristus.

Ψ - ψ - Psi
Aksara kedua puluh tiga, dibunyikan seperti ps dalam kata epilepsi (ayan), dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf ps. "Psantren"

Ω - ω - Omega 

Aksara terakhir atau aksara kedua puluh empat, dibunyikan PANJANG seperti o dalam kata obat, dan dialih hurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf ô [ALT-0244] yaitu huruf o dengan karakter ^ di atasnya. Harap bedakan aksara ini dengan w Latin.

Kunci Transliterasi (Alih Aksara)
secara ringkasnya adalah sebagai berikut : 

Α - α - Alpha : transliterasi "a"

Β - β - Beta : transliterasi "b"

Γ - γ - Gamma : transliterasi "g"

Δ - δ - Delta : transliterasi "d"

Ε - ε - Epsilon : transliterasi "e"

Ζ - ζ - Zeta : transliterasi "Z"

Η - η - Eta : transliterasi "ê" Ê
 

Θ - θ - Theta : transliterasi "th"

Ι - ι - Iota : transliterasi "i"

Κ - κ - Kappa : transliterasi "k"

Λ - λ - Lambda : transliterasi "l"

Μ - μ - Mu : transliterasi "m"

Ν - ν - Nu : transliterasi "n"

Ξ - ξ - Xi : transliterasi "X"

Ο - ο - Omicron : transliterasi "o"

Π - π - Pi : transliterasi "p"

Ρ - ρ - Rho : transliterasi "r"

Σ - σ - ς Sigma : transliterasi "s"

Τ - τ - Tau : transliterasi "t"

Υ - υ - Upsilon : transliterasi "u"

Φ - φ - Phi : transliterasi "ph"

Χ - χ - Chi : transliterasi "ch" atau "kh"

Ψ - ψ - Psi : transliterasi "ps"

Ω - ω - Omega : transliterasi "ô" atau "Ô"

DIFTONG (Vokal Rangkap)

Diftong terdiri atas dua vokal, vokal yang kedua senantiasa ι - iota atau υ - upsilon. Pengucapannya tidak berbeda dengan bahasa Indonesia, kecuali ευ atau ηυ yang sudah dijelaskan sebelumnya.

αι - ai
ει - ei
υι - ui
αυ – au
ου- ou υι- ui, dibunyikan: wi
ευ - eu ; ηυ - êu, dibunyikan: yu atau ev



Cetakan Modern Perjanjian Baru Bahasa Yunani Asli yang menjadi rujukan terjemahan.

Tanda Aksen

Perhatikan tanda (koma terbalik di atas / seperti petik buka) dan (koma di atas / seperti petik tutup) di atas huruf vokal ο dan ε dalam kalimat di atas. Kedua tanda itu disebut tanda hembus (breathing), digunakan untuk kata-kata yang dimulai dengan huruf vokal. Tanda adalah tanda hembus berbunyi (rough breathing), dilafalkan dengan "h" dan tanda adalah tanda hembus diam (smooth breathing), dilafalkan hanya huruf vokal di bawahnya. Jadi, ο dibaca "ho" dan εvστιν dibaca "estin".

Ada beberapa lagi tanda aksen, tapi kebanyakan adalah berfungsi untuk membedakan makna kata, dan bahkan ada yang hanya numpang eksis saja hehehehe

Tanda Baca

Perhatikan tanda ; di akhir kalimat di atas. Berbeda dengan penggunaan internasional, tanda titik koma ";" di sini berfungsi sebagai tanda tanya ("?"), sedangkan untuk tanda ";" digunakan titik atas ˙. Tanda titik (.) dan koma (,) tidak ada perbedaan dengan sistem internasional.

Pendapat Theologis Praktis

Blogger menghormati dan menghargai sebuah keyakinan theologis, namun Blogger tetap akan memberikan sedikit komentar tentang Kitab Suci Asli Perjanjian Baru.

Dalam cetakan naskah asli Yunani, terdapat catatan kaki yang memuat semua varian/perbedaan yang diambil dari salinan-salinan Kitab Suci maupun kutipan-kutipan naskah Yunani. Varian itulah yang memungkinkan sebuah komunitas tertentu yang tidak memiliki akses ke dalam salinan naskah asli untuk memahami konsep teologis secara berbeda daripada komunitas yang lain.

Beberapa penerjemah dalam terjemahannya bahkan ada memasukkan catatan kaki ke dalam sebuah ayat sehingga seolah-olah "catatan kaki" tersebut ada dalam naskah aslinya, padahal aslinya ayat tersebut memang tidak ada. Hal itu akan membuat orang awam tanpa pemahaman naskah asli kitab suci akan menafsirkannya secara berbeda dari konteks aslinya, jadi tidak mengherankan akibat dari kesalahan kecil ini menghasilkan ribuan denominasi dalam Agama Kristen.

Mereka yang tidak (atau malas) mengakses Kitab Suci dalam bahasa aslinya dan hanya bergantung pada terjemahan memang sangat rawan untuk melakukan tafsir liar dengan menciptakan konsep-konsep tertentu dan pada akhirnya akan menciptakan komunitas atau denominasi tertentu.

Naskah Suci yang diyakini sebagai Firman Tuhan, seyogyanya terjaga dari tangan-tangan jahil atau ceroboh atau sembrono. Naskah Perjanjian Baru dalam bahasa aslinya memang benar-benar terjaga. Hanya sayangnya kenapa pemiliknya seakan "malas" untuk mengaksesnya, dan hanya puas bermain dengan banyaknya versi terjemahan yang tidak mampu mengekspresikan makna sebagaimana saat kita membaca dalam bahasa aslinya.

Akibat dari tidak dikenalnya Naskah Asli ini secara luas adalah dengan munculnya ungkapan "aslinya sudah tidak ada", dan akibat dari banyaknya terjemahan tanpa pemahaman bahwa itu hanyalah sebuah terjemahan/tafsiran adalah munculnya ungkapan "kitab mereka berubah-ubah, mereka mengubah kitab".

Namun ungkapan "mengubah kitab" bisa dibenarkan juga meskipun tidak absolut. Karena memang ada komunitas yang "menyelewengkannya" melalui terjemahan yang tidak tepat dengan aslinya, dan ada yang menambahinya dengan kitab baru (seperti orang Mormon).

Berikut salah satu contoh cetakan Kitab Perjanjian Yunani Dwi Bahasa (Yunani-Inggris). Naskah di dalam kurung siku ganda ini posisinya dalam naskah adalah tambahan oleh penyalin naskah. Para ahli akan memahami bahwa itu adalah penjelasan oleh penyalin naskah, namun orang awam tidak akan memperhatikan kurung siku ganda tersebut dan hanya akan berpendapat itu adalah sebuah ayat.


Omit dalam catatan kaki artinya tidak ada, angka-angka dan huruf-huruf selanjutnya adalah kode naskah/salinan lain.

Perlu edukasi yang mendalam agar tidak salah membedakan antara Teks Asli dan Penjelasan. 


======================

Tambahan pengetahuan dari Omniglot :

Ancient Greek alphabet

This alphabet is based on inscriptions from Crete dated to about 800 BC. Greek was written from right to left in horizontal lines at this time. The names of the letters were slightly different to those for later varities Greek. 

Ancient Greek alphabet from Crete

 

Greek alphabet (Classical Attic pronunciation)

 

Greek alphabet - Classical Attic pronunciation

Note

Σ = [z] before voiced consonants

Diphthongs, consonant combinations and other special symbols

 

Obsolete and archaic letters

 

Obsolete and archaic Greek letters

 

Greek numerals and other symbols

 

The Ancient Greeks had two numeric systems: the Acrophonic or Attic system used the letters iota, delta, gamma, eta, nu and mu in various combinations. These letters were used as they represented the first letters of the number names, with the exception of iota: Γέντε (gente) for 5, which became Πέντε (pente); Δέκα (Deka) for 10, Ηἑκατόν (Hektaton) for 100, Χίλιοι (Khilioi) for 1,000 and Μύριον (Myrion) for 10,000. This system was used until the first century BC. 


Acrophonic/Attic Greek numerals


The Acrophonic system was replaced by an alphabetic system that assigned numerical values to all the letters of the alphabet. Three obsolete letters, stigma, koppa and sampi, were used in addition to the standard Greek letters, and a apostrophe-like numeral sign was used to indicate that letters were being used as numerals. 


Greek numerals (Alphabetic system)



======================

======================
 
Literatur:
  • "Biblia Hebraica Stuttgartensia". Germany: Deutsche Bibelgesellschaft Stuttgart, 1983. (Alkitab Bahasa Ibrani yang dicetak di Jerman, teks didasarkan pada Maskah Masoretik yang ditulis para Masora/Ahli Kitab Yahudi)
  • Cermat, H. L. "Alkitab: Darimana datangnya?". Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1979.
  • D.L. Baker, Dr., Dkk. "Pengantar Bahasa Ibrani". Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2005.
  • M. Newman Jr., Barelay. "Kamus Yunani-Indonesia untuk Perjanjian Baru". Diterjemahkan oleh John Miller dan Gerry van Klinken. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2001.
  • Newell, Th.M., Lynne. "Bahasa Yunani Koine". The Element of New Testament Greek. Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1977.
  • "Perjanjian Baru Indonesia-Yunani". Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2000.
  • Soesilo, Daud. "Mengenal Alkitab Anda". Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2001.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar