Selasa, 28 Maret 2017

Simbol Ongkara dalam agama Hindu Bali


Ongkara adalah simbol suci dalam agama Hindu, di dalam Upanisad ongkara atau omkara disebut Niyasa artinya alat bantu agar konsentrasi kita menuju kepada Hyang Widhi, serta pemuja mendapat vibrasi kesucian Hyang Widhi. Sebagai aksara suci Ongkara termasuk dalam aksara wijaksara dan aksara modré.


Penggunaan berbagai jenis simbol Ongkara ini dalam rerajahan sarana upakara pada upacara Panca Yadnya dimaksudkan untuk mendapat kekuatan magis yang dibutuhkan dalam melancarkan serta mencapai tujuan upacara. Tentang bentuk Ongkara di Bali dapat jelaskan menurut sumber Lontar Krakah Modre Aji Griguh.


Simbol Ongkara


Unsur-unsur Ongkara ada 5 yaitu: 1) Nada, 2) Windu, 3) Arda Candra, 4) Angka telu/tiga (versi Bali), 5) Tarung.


Semuanya melambangkan Panca Mahabutha, unsur-unsur sakti Hyang Widhi, yaitu: Nada = Bayu, angin, bintang; Windu = Teja, api, surya/ matahari; Arda Candra = Apah, air, bulan; Angka telu = Akasa, langit, ether; Tarung = Pertiwi, bumi, tanah.


Unsur-unsur Panca Mahabutha di alam raya itu dinamakan Bhuwana Agung. Panca Mahabutha ada juga dalam tubuh manusia:

1. Daging dan tulang adalah unsur Pertiwi

2. Darah, air seni, air kelenjar (ludah, dll) adalah unsur Apah

3. Panas badan dan sinar mata adalah unsur Teja

4. Paru-paru adalah unsur Bayu

5. Urat syaraf, rambut, kuku, dan 9 buah lobang dalam tubuh (2 lobang telinga, 2 lobang mata, 2 lobang hidung, 1 lobang mulut, 1 lobang dubur, dan 1 lobang kelamin) adalah unsur Akasa.


Unsur-unsur Panca Mahabutha dalam tubuh manusia disebut sebagi Bhuwana Alit.


Simbol Ongkara di Bali ada  jenis, yaitu: Ongkara Gni, Ongkara Sabdha, Ongkara Mrta, Ongkara Pasah dan Ongkara Adu-muka.


Ongkara Gni

Ongkara Gni adalah Ongkara yang ditulis tegak yang dibangun oleh aksara O-kara, ulu candra, dan  tanpa tedong. Ongkara Gni adalah aksara yang digunakan untuk menghidupkan api di dalam tubuh manusia.  Kata gni  itu sendiri berarti api. Tempatnya adalah di dalam dada. Umumnya, aksara ini digunakan dalam weda-weda (Nyoka, 1994:25).


Ongkara Sabha

Ongkara Sabda adalah Ongkara yang ditulis tegak sama dengan Ongkara Ngadeg, yaitu Ongkara yang dibangun atas O-kara, ulu candra, dan tedong. Kata sabda  berarti ‘kata, suara, bunyi, bicara, menyebut. Ongkara Sabda dimaksudkan sebagai aksara yang memiliki fungsi untuk membuat suara atau perkataan seseorang itu menjadi berguna dan didengar oleh orang lain. Umumnya, aksara ini digunakan dalam weda-weda (Nyoka, 1994:25).


Ongkara Merta

Ongkara Mertha adalah Ongkara yang ditulis tegak. Ada dua pendapat tentang bentuk aksara Ongkara ini. Ongkara ini dibangun atas O-kara dengan kaki yang bersimpul, ulu candra, dan tanpa tedong. Disebut Ongkara Mretha karena Ongkara ini merupakan kumpulan dari lima mertha, yaitu: mertha sanjiwani, mertha kamandalu, mertha kundalini, mertha mahamertha, dan mertha pawitra)


Ongkara Pasah

Ongkara Pasah adalah dua buah Ongkara yang ditulis bertolak belakang. Kata pasah adalah kata dalam bahasa Bali yang memiliki makna ‘terpisah’. Ongkara Pasah  adalah  dua buah aksara Ongkara  yang kepalanya ditulis terpisah, atau bertolak belakang. Aksara ini adalah simbol I Nini lan I Kaki sane tan kari ngemu rasa (Nyoka, 1994:25). Istilah ngemu rasa artinya ‘memiliki budhi’. Budhi adalah keinginan yang sudah terlihat dengan jelas. Keinginan yang belum jelas atau masih kabur disebut dengan cittaTan kari angemu rasa berarti ‘sudah tidak memiliki keinginan yang jelas’.


Ongkara Adu Muka

Ongkara Adumuka adalah dua buah Ongkara yang ditulis dengan kepala beradu atau saling berhadapan. Ongkara Adumuka adalah bentuk aksara Ongkara  yang memiliki bentuk terbalik dengan Ongkara Pasah.  Kata adumuka memiliki makna ‘kepala yang beradu’. Jadi, Ongkara Adumuka  adalah dua buah Ongkara yang ditulis dengan kepala yang saling bertemu. Nyoka (1994:25) menyebutkan bahwa aksara tersebut adalah simbol untuk I meme lan I bapa sane kari angemu rasa. Yang perlu diingat bahwa kedua aksara tersebut saling berkaitan. Dalam masyarakat Hindu dikenal dengan rwa bineda (dua hal yang berbeda), yang selalu ada di dunia ini, yaitu: ingat dan lupa, baik dan buruk, siang dan malam, dan sebagainya.

Sumber: