Unicode adalah standar pengkodean karakter internasional yang memberikan nomor unik untuk setiap karakter, simbol, atau skrip di berbagai bahasa dan skrip. Unicode memungkinkan karakter diakses di berbagai platform, program, dan perangkat.
Unicode memiliki beberapa keunggulan, di antaranya: Memungkinkan kombinasi karakter apa pun dalam satu dokumen, Menstandarkan perilaku skrip, Menyederhanakan pelokalan perangkat lunak, Meningkatkan pemrosesan teks multibahasa, Memungkinkan pertukaran data universal.
Unicode dikelola oleh Konsorsium Unicode, sebuah organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 1991.
Unicode menggunakan dua bentuk penyandian, yaitu 8-bit dan 16-bit. Bentuk penyandian default adalah 16-bit, yang menghasilkan lebih dari 65.000 elemen kode. Unicode juga memiliki mekanisme ekstensi yang memungkinkan penyandian hingga 1.000.000 karakter tambahan.
Unicode merupakan standar yang lebih banyak digunakan dibandingkan ASCII, yang hanya mencakup sejumlah karakter terbatas.
Ya, Aksara Kawi telah masuk ke dalam Standar Unicode 15.0 pada bulan September 2022. Aksara Kawi masuk ke dalam Unicode setelah Aditya Bayu Perdana dan Ilham Nurwansah mengajukan proposal pada tahun 2020.
Sebelumnya, Anshuman Pandey dari India telah mendaftarkan Aksara Kawi ke Unicode pada tahun 2012. Namun, proposal tersebut belum lengkap karena Pandey kekurangan referensi untuk penelitian.
Aksara Kawi merupakan aksara historis yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa Kuno atau bahasa Kawi. Aksara ini terutama ditemukan di Pulau Jawa dan digunakan di sebagian besar wilayah Asia Tenggara antara abad ke-8 hingga ke-16.
Dengan masuknya Aksara Kawi ke dalam Unicode, diharapkan penggunaan aksara ini dapat lebih mudah diakses oleh masyarakat luas. Aksara Kawi juga diharapkan dapat diadopsi ke dalam Standar Nasional Indonesia (SNI).
#aksarakawi #unicode #jawakuno