Buku ini diterbitkan tahun 1885 sebagai bahan pelajaran untuk mereka yang ingin belajar 3 huruf di atas. Saat itu Belanda ditulis dalam Bahasa Melayu adalah Wolanda, Melayu ditulis Malajoe (Melayu), dan juga ciri khas huruf Jerman berupa Gothic Style ditulis sebagai Duitsch.
Buku ini memperkenalkan bentuk aksara Latin yang dipakai oleh Wolanda dan Duitsch, bentuk aksara Arab Melayu (Jawi) dan bentuk aksara Jawa (memakai typeface bentuk dari Roorda dan Hubner, aksara bergaya miring). Selain itu juga memperkenalkan hal² yang umum seperti nama bulan menurut bahasa Belanda, Islam, Cina dan Jawa, serta pengetahuan² lain yang diperlukan. Juga contoh penulisan untuk kata yang sama dengan aksara Jawa, Latin dan Jawi.
Sekali lagi postingan ini sekedar untuk memberikan informasi (seperti postingan sebelumnya) tentang sejarah di mana saat itu orang Wolanda pun turut meramaikan penerbitan buku² baik berhuruf Latin maupun Jawa. Berbeda ketika tahun 1942 (Perundingan Kalijati, 8 Maret 1942 di Jawa Barat) saat Jepang menginjakkan kakinya di boemi pertiwi ini, segala hal berbau aksara Jawa dibrangus dan dibredel serta dilarang digunakan.
Era pendudukan Jepang menjadi salah satu fase kelam dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Penjajahan Dai Nippon di Indonesia yang berlangsung sekitar 3,5 tahun menimbulkan berbagai dampak di segala bidang, termasuk dalam sistem pendidikan dan kebudayaan.
Belanda beda pemikiran dalam hal budaya, justru mereka termasuk salah satu yang "nguri-uri" aksara Jawa, dibuktikan dengan membuat huruf untuk percetakan sejak tahun 1825 yang dipakai utk mencetak buku² beraksara Jawa. Jepang melakukan invasi kebudayaan. Penjajahan budaya adalah ketika budaya bangsa lain menjadi superior atau menguasai budaya bangsa sendiri.
Bagaimana sekarang? Apakah penjajahan budaya (budaya asing) melalui media (sosial dan online) mengarah kepada invasi kebudayaan? Maka, yuk, mari kita nguri² aksara Jawa ini sebagai salah satu benteng pertahanan terhadap invasi budaya dari bangsa asing lainnya. Mention kepada @everyone agar semakin bersemangat untuk tetap Sinau Nulis Aksara Jawa.
Sumber
@SinauNulisJawa
#aksarajawa