Dirgamuntak atau Pepet-Tarung adalah salah satu sandhangan dalam Aksara Jawa yang tidak dipakai dalam Paugeran Sriwedari.
Vokal ini dibaca ö
seperti pada kata "toko", kalau
dalam Bahasa Jawa seperti kata :
- Molo (pênuwun)
- Coro (lipas/kecoak)
- Moto (penyedhap rasa)
- Kroto (telur semut ngangrang)
- Crobo (jorok) dll yang sekarang digantikan
taling tarung.
Jadi taling-tarung itu dipakai untuk kata yang berbunyi o berat ditengah kata, misal pada kata kotor, bocor, bodhoh, monyong, gotong-royong, borong, koprol dll
Penggunaan Pepet-Tarung dalam Naskah Kuno
Pa Cerek Tarung = dibaca Ro seperti pada kata Roda
Nga Lelet Raswadi = dibaca Lo
Coro Loro = Dua Kecoak
Sumber :
Penelitian Naskah Kuno Jawa dan Bali oleh Bapa Iqra Hanacaraka, Bapa Waskita Kinanthi, Mas Bli Ida Bagus yang di bagikan di Grup Sinau Nulis Jawa
(https://www.facebook.com/groups/sinau.nulis.jawa/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar