Rabu, 06 Januari 2021

Aksara Jawa Mardikawi

Serat Mardikawi merupakan buku karangan W.J.S Purwadarminta yang dicetak pada tahun Jawa 1860 atau 1929 Masehi. Buku ini berisi pelajaran bahasa Kawi / Jawa Kuno yang dihimpun dalam tiga bagian. Bagian 1 berisi wyakarana kawi atau tata bahasa kawi. Pada halaman awal Serat Mardikawi bagian 1 dijelaskan tentang bentuk aksara jawa yang digunakan untuk menulis bahasa kawi. Serat Mardikawi bagian 2 berisi waosan kawi dalah jarwa utawi keteranganipun (bacaan kawi beserta artinya). Serat Mardikawi bagian 3 berisi Kawi-Jarwa atau kamus bahasa kawi. Serat Mardikawi ditulis dengan bahasa dan aksara Jawa.
 
Di dalam postingan awal-awal blog ini telah sedikit dijelaskan mengenai aturan penulisan aksara Jawa pada masa lampau (saat digunakan untuk menulis bahasa Kawi). Aturan penulisan mardikawi mempunyai banyak aturan dan terkesan sangat rumit. Namun, penggunaan aturan ini akan mempermudah pembaca aksara Jawa untuk menentukan pemenggalan kata dalam kalimat.

Aksara-aksara yang digunakan oleh orang Jawa Kuna atau disebut juga sastra Buda bentuknya sudah banyak berbeda dengan aksara Jawa yang digunakan pada zaman sekarang. Aksara Jawa yang digunakan untuk menulis bahasa Kawi / Jawa Kuna, rinciannya sebagai berikut (Purwadarminta:1929, 9-11):

(Gagrag Aksara: Gagrag Yogyakarta dan Gagrag Surakarta)

============


============

Aksara Tenggorokan / Guttural
(Gorokan / ꦒꦺꦴꦫꦺꦴꦏ꧀ꦏꦤ)
 

Keterangan:
Aksara Kha (ꦑ꧀ꦏ) dan Gha (ꦓ꧀ꦓ) dalam Paugeran Sriwedari difungsikan sebagai Aksara Murda KA dan GA (Budaya Tata Prunggu).

============

Aksara Gigi / Dental
(Danta  / ꦢꦤ꧀ꦠ)



Keterangan:
Aksara Da Dental Mahaprana (ꦣ꧀ꦣ) bentuk aslinya bercucuk di sisi kanan, Pasca Sriwedari bentuk legenanya difungsikan sebagai Aksara Dha Lidhah (ꦝ꧀ꦝ). Aksara Dha Lidhah aslinya tidak memiliki kait atas atau berkait tapi hanya di sisi kiri. Aksara Ta Mahaprana (ꦡ꧀ꦡ) dalam Paugeran Sriwedari difungsikan sebagai Aksara Murda TA (Budaya Tata Prunggu)

============

Aksara Lidah / Retroflex
(Lidhah / ꦭꦶꦣꦃ)


Keterangan : 
Aksara yang berwarna merah ( ꦜ꧀ꦜ ꦞ꧀ꦝ ) tidak terdapat dalam Serat Mardikawi. Aksara yang berwarna biru (ꦝ꧀ꦝ) di dalam Serat Mardikawi bentuknya sama persis dengan Dha Danta (ꦣ꧀ꦣ) karena pihak percetakan tidak mempunyai aksara yang dimaksud. Aksara Na Mahaprana (ꦟ꧀ꦟ) dalam Paugeran Sriwedari difungsikan sebagai Aksara Murda NA (Budaya Tata Prunggu)

============

Aksara Bibir / Labial
(Osthya / ꦎꦱ꧀ꦛꦾ)



Keterangan:
Aksara Ba (ꦧ) pasangan aslinya adalah sama dengan legenanya (ꦧ) dan yang menjadi pasangan Ba (꧀ꦧ) Pasca Sriwedari aslinya adalah Pasangan Ba Mahaprana / Bha (ꦨ). Dalam Paugeran Sriwedari, Ba Mahaprana difungsikan sebagai Aksara Murda BA dengan pasangannya sama bentuknya dengan legenanya (Budaya Tata Prunggu)

============


============

Aksara Langit-langit / Palatal 
(Cethak / ꦕꦼꦛꦏ꧀)


Keterangan :  
Aksara Cha (ꦖ꧀ꦖ) dalam bentuk nglegena tidak pernah ditemukan dalam naskah, yang ditemukan hanya bentuk pasangannya saja. Pasangan Nya (ꦚ) aslinya sama dengan legenanya (ꦚ), Pasangan Nya dalam Paugeran Sriwedari (ꦚ꧀ꦚ) aslinya adalah Pasangan Na-Pengkal (ꦤꦾ ꧀ꦤꦾ)



============

Aksara Semi Vokal 
(Mandaswara / ꦩꦺꦴꦤ꧀ꦢꦱ꧀ꦮꦫ)


Keterangan:
Cakra (ꦿ) aslinya adalah pasangan Ra (ꦫ) dan Pengkal (ꦾ) aslinya adalah pasangan Ya (ꦪ). Dalam Paugeran Sriwedari, Ra (ꦫ꧀ꦫ) dan Ya (ꦪ꧀ꦪ) pasangannya dibuat sama dengan legenanya, sedangkan pasangan asli Ra dan Ya beralih fungsi menjadi Panjingan.

============

Aksara Desis / Sibilants dan Aksara Ha (ꦲ꧀ꦲ)
(Swa (Abab) / ꦯ꧀ꦮ (ꦲꦧꦧ꧀))



Keterangan:
Aksara SA (ꦱ) pasangan aslinya adalah UPA (bentuknya seperti suku + pasangan Pa. Sedangkan pasangan Sa Pasca Sriwedari, aslinya merupakan pasangan Sa Puspa (ꦰ). Aksara Sa Mahaprana (ꦯ꧀ꦯ) dalam Paugeran Sriwedari difungsikan sebagai Aksara Murda SA (Budaya Tata Prunggu)

============

Aksara Lainnya

Selain aksara-aksara di atas, ada pula aksara lain sebagai berikut:



============

Aksara Swara Pendek dan Panjang:


===========

Sandhangan Pendek dan Panjang



============

Catatan :

Gambar yang dikirimkan R.S. Wihananto pada bulan November 2012 kepada Pak Hadiwaratama, ketua tim registrasi aksara Jawa ke Unicode, dan beberapa orang lainnya untuk mendiskusikan desain bentuk beberapa aksara di font Tuladha Jejeg yang beliau buat.



============
Serat Mardikawi Jilid I
Fonta Unicode Aksara Jawa
Disunting ulang 2021 karena gambar dan link error.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar