Konsep Wansagraf Bagian 3 - Variasi Bentuk Huruf Wansagraf
Setelah mempelajari
bentuk-bentuk dasar dari setiap huruf Wansagraf, baik konsonan maupun
vokal, pada dua tulisan sebelumnya, maka tulisan ini akan dilanjutkan
dengan membahas variasi bentuk huruf yang membuat aksara Wansagraf
menjadi unik. Menguasai tentang variasi bentuk ini akan membuat
penulisan aksara Wansagraf menjadi lebih efisien dan lebih menarik.
Macam-Macam Bentuk Huruf
Setiap huruf Wansagraf, baik konsonan maupun vokal, memiliki setidaknya 4 bentuk, yaitu:
Variasi Bentuk Konsonan
Untuk huruf konsonan, meskipun memiliki beberapa variasi bentuk namun semuanya tetap mempertahankan bentuk dasarnya yang berasal dari Sandi Kotak. Dengan demikian, meskipun ditulis dalam bentuk yang berbeda namun tetap mudah untuk dikenali.
Bentuk stand-alone dan bentuk gabungan normal dari huruf konsonan hampir dikatakan sama saja, walaupun bentuk gabungan normal umumnya cenderung agak lebih pipih. Kedua bentuk ini ditandai dengan ukuran lebar dan tinggi huruf yang tidak jauh berbeda atau bahkan sama. Walaupun pada bentuk gabungan normal secara umum tingginya selalu lebih besar daripada lebarnya, namun perbedaan itu tidak terlalu banyak.
Sementara itu bentuk gabungan datar dari konsonan ditandai dengan bentuk huruf yang pipih mendatar, atau melebar namun rendah. Sedangkan bentuk gabungan tegak dari konsonan ditandai dengan bentuk huruf yang pipih tegak, atau tingginya jauh lebih besar dari lebarnya. Untuk dekorasi huruf, secara umum ditulis berdampingan secara mendatar untuk semua bentuk. Namun khusus untuk bentuk gabungan tegak, dekorasi huruf dapat ditulis berdampingan secara tegak dari atas ke bawah.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar tersebut hanya memperlihatkan konsonan primer dan konsonan sekunder saja. Untuk konsonan yang lain tinggal menyesuaikan bentuk dekorasinya saja. Perhatikan bahwa untuk konsonan berdekorasi, bentuk tegaknya dapat memiliki beberapa variasi penulisan dekorasinya.
Variasi Bentuk Vokal
Bentuk huruf vokal dalam Wansagraf jauh lebih variatif daripada huruf konsonan. Terlebih lagi dengan adanya beberapa bentuk morph yang intinya sebenarnya agar penulisan menjadi lebih jelas atau lebih padat. Namun kembali lagi bahwa di balik perubahan bentuk itu terdapat filosofi yang melatarbelakanginya, sehingga jika paham hal itu maka menjadi mudah untuk menghapalkannya.
Berikut ini bentuk huruf vokal yang stand-alone. Penulis dapat memilih salah satu dari beberapa bentuk yang ditawarkan, biasanya didasarkan pada nilai estetika.
Bentuk gabungan normal dari huruf vokal sudah pernah diperlihatkan pada tulisan sebelumnya, namun akan ditampilkan lagi di tulisan ini supaya lebih jelas. Bentuk gabungan normal dan bentuk gabungan datar pada huruf vokal Wansagraf sama baik tata cara penulisan maupun kegunaannya. Kedua bentuk ini sama-sama ditandai dengan adanya garis tegak membelah di tengah-tengahnya. Kegunaannya adalah untuk menyertai huruf konsonan bentuk normal dan datar. Berikut ini adalah gambarnya:
Bentuk gabungan tegak dari huruf vokal digunakan untuk menyertai huruf konsonan bentuk tegak juga. Ciri-cirinya adalah bentuknya yang hanya berupa satu garis atau garis-garis sejajar tanpa ada garis yang membelahnya seperti pada bentuk normal atau datar. Banyaknya garis dan posisi kurang lebih sama dengan bentuk normal atau datarnya. Berikut ini adalah gambarnya:
Macam-Macam Bentuk Huruf
Setiap huruf Wansagraf, baik konsonan maupun vokal, memiliki setidaknya 4 bentuk, yaitu:
- Bentuk stand-alone atau berdiri sendiri
- Bentuk gabungan normal
- Bentuk gabungan datar
- Bentuk gabungan tegak
- Bentuk stand-alone alternatif
- Bentuk morph bawah
- Bentuk morph tegak
- Bentuk morph konsonan
Variasi Bentuk Konsonan
Untuk huruf konsonan, meskipun memiliki beberapa variasi bentuk namun semuanya tetap mempertahankan bentuk dasarnya yang berasal dari Sandi Kotak. Dengan demikian, meskipun ditulis dalam bentuk yang berbeda namun tetap mudah untuk dikenali.
Bentuk stand-alone dan bentuk gabungan normal dari huruf konsonan hampir dikatakan sama saja, walaupun bentuk gabungan normal umumnya cenderung agak lebih pipih. Kedua bentuk ini ditandai dengan ukuran lebar dan tinggi huruf yang tidak jauh berbeda atau bahkan sama. Walaupun pada bentuk gabungan normal secara umum tingginya selalu lebih besar daripada lebarnya, namun perbedaan itu tidak terlalu banyak.
Sementara itu bentuk gabungan datar dari konsonan ditandai dengan bentuk huruf yang pipih mendatar, atau melebar namun rendah. Sedangkan bentuk gabungan tegak dari konsonan ditandai dengan bentuk huruf yang pipih tegak, atau tingginya jauh lebih besar dari lebarnya. Untuk dekorasi huruf, secara umum ditulis berdampingan secara mendatar untuk semua bentuk. Namun khusus untuk bentuk gabungan tegak, dekorasi huruf dapat ditulis berdampingan secara tegak dari atas ke bawah.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar tersebut hanya memperlihatkan konsonan primer dan konsonan sekunder saja. Untuk konsonan yang lain tinggal menyesuaikan bentuk dekorasinya saja. Perhatikan bahwa untuk konsonan berdekorasi, bentuk tegaknya dapat memiliki beberapa variasi penulisan dekorasinya.
Variasi Bentuk Vokal
Bentuk huruf vokal dalam Wansagraf jauh lebih variatif daripada huruf konsonan. Terlebih lagi dengan adanya beberapa bentuk morph yang intinya sebenarnya agar penulisan menjadi lebih jelas atau lebih padat. Namun kembali lagi bahwa di balik perubahan bentuk itu terdapat filosofi yang melatarbelakanginya, sehingga jika paham hal itu maka menjadi mudah untuk menghapalkannya.
Berikut ini bentuk huruf vokal yang stand-alone. Penulis dapat memilih salah satu dari beberapa bentuk yang ditawarkan, biasanya didasarkan pada nilai estetika.
Bentuk gabungan normal dari huruf vokal sudah pernah diperlihatkan pada tulisan sebelumnya, namun akan ditampilkan lagi di tulisan ini supaya lebih jelas. Bentuk gabungan normal dan bentuk gabungan datar pada huruf vokal Wansagraf sama baik tata cara penulisan maupun kegunaannya. Kedua bentuk ini sama-sama ditandai dengan adanya garis tegak membelah di tengah-tengahnya. Kegunaannya adalah untuk menyertai huruf konsonan bentuk normal dan datar. Berikut ini adalah gambarnya:
Bentuk gabungan tegak dari huruf vokal digunakan untuk menyertai huruf konsonan bentuk tegak juga. Ciri-cirinya adalah bentuknya yang hanya berupa satu garis atau garis-garis sejajar tanpa ada garis yang membelahnya seperti pada bentuk normal atau datar. Banyaknya garis dan posisi kurang lebih sama dengan bentuk normal atau datarnya. Berikut ini adalah gambarnya:
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar