Tahukah Anda kalau Borneo adalah satu-satunya bangsa (bangsa berbeda makna dengan negara) di Asia Tenggara yang memiliki aksara buatan?
Aksara buatan adalah suatu sistem penulisan yang secara khusus dirancang oleh seseorang atau kelompok tertentu, bukan aksara yang berkembang dari suatu bahasa atau budaya seperti aksara alami. Contoh aksara buatan yang paling terkenal adalah Hangul, yang diciptakan oleh Sejong yang Agung, Raja Dinasti Joseon pada waktu itu untuk menggantikan karakter Hanzi/Kanji pada Bahasa Korea.
Orang-orang sering mengatakan penduduk asal Borneo tidak memiliki sistem penulisan sendiri, jadi mereka menggunakan sistem penulisan dari luar seperti aksara Jawi atau Rumi (Latin). Tetapi pada kenyataannya, seorang dari kaum Iban yang bernama Dunging Gunggu (1904 - 1985), telah menciptakan sistem penulisan sendiri untuk Bahasa Iban. Sistem penulisan tersebut dinamakan aksara Turai. Sekarang aksara Turai memiliki 59 karakter. Aksara ini juga dikenal dengan nama aksara Dunging, untuk menghormati perancangnya. Karena orang Iban berkerabat dekat dengan sejumlah kelompok etnis lain di Borneo, ada kemungkinan aksara Turai dapat juga digunakan pada bahasa-bahasa penduduk asal lain yang ada di Borneo.
Aksara buatan adalah suatu sistem penulisan yang secara khusus dirancang oleh seseorang atau kelompok tertentu, bukan aksara yang berkembang dari suatu bahasa atau budaya seperti aksara alami. Contoh aksara buatan yang paling terkenal adalah Hangul, yang diciptakan oleh Sejong yang Agung, Raja Dinasti Joseon pada waktu itu untuk menggantikan karakter Hanzi/Kanji pada Bahasa Korea.
Orang-orang sering mengatakan penduduk asal Borneo tidak memiliki sistem penulisan sendiri, jadi mereka menggunakan sistem penulisan dari luar seperti aksara Jawi atau Rumi (Latin). Tetapi pada kenyataannya, seorang dari kaum Iban yang bernama Dunging Gunggu (1904 - 1985), telah menciptakan sistem penulisan sendiri untuk Bahasa Iban. Sistem penulisan tersebut dinamakan aksara Turai. Sekarang aksara Turai memiliki 59 karakter. Aksara ini juga dikenal dengan nama aksara Dunging, untuk menghormati perancangnya. Karena orang Iban berkerabat dekat dengan sejumlah kelompok etnis lain di Borneo, ada kemungkinan aksara Turai dapat juga digunakan pada bahasa-bahasa penduduk asal lain yang ada di Borneo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar