Minggu, 28 Juni 2015

Sejarah Singkat Alfabet

Bangsa Semit merupakan sebuah bangsa yang sudah memiliki peradaban maju beserta dengan sistem tulisnya yang praktis jauh sebelum tarikh masehi mulai dihitung. Hal yang menarik adalah, merekalah yang menemukan abjad, dan menurunkan sistem penulisan yang paling familiar bagi kita semua, yaitu Alfabet LATIN.

Di masa lalu, mereka menulis dengan "menggambar" / huruf gambar (pictograph). Sampai seorang juru tulis menemukan bahwa sebuah bahasa dapat dituliskan dengan sangat sederhana, yaitu dengan mengambil bunyi konsonan awal dari sebuah tulisan untuk mewakili bunyinya. 



Huruf Pictograph Bangsa Semit yang dipilih untuk mewakili satu bunyi konsonan dalam Abjad Bangsa Semit.




Dalam postingan kali ini tidak akan dibahas banyak, blogger hanya ingin melampirkan berbagai gambar yang berhubungan dengan tulisan Bangsa Semit ini. Yang membuat blogger tertarik adalah, kenyataan bahwa Aksara Kawi juga mengalami banyak variasi bentuk di setiap generasi, demikian juga Abjad Bangsa Semit, juga mengalami perubahan bentuk dalam kelompok yang berbeda. 




Proto-Sinaitic / Proto-Canaanite





Phoenician




Neo-Phunic




Pahlavi



Psalter Pahlavi



Book Pahlavi



 
Early Aramaic / Paleo-Hebrew



Imperial Aramaic




Square Script for Aramaic

 
(yang menarik adalah, bentuk ini yang dipakai saat ini dalam Bahasa Hebrew / Ibrani saat ini)




Nabatean
 


Gagasan tentang abjad ini bahkan sampai barat yaitu ke Yunani melalui orang Phoenician, di Yunani mereka menyesuaikan dengan Bahasa mereka sehingga beberapa huruf menjadi Vokal (huruf hidup). Di Yunani inilah abjad bangsa semit berevolusi dari sebuah sistem penulisan yang hanya terdiri dari konsonan semua (Abjad) menjadi sebuah sistem penulisan yang memiliki konsonan dan vokal (Alfabet) dan jadilah Alfabet Yunani.

Orang Etruscan mengadaptasi Alfabet Yunani untuk mereka sendiri kemudian orang Latin juga menciptakan variasi dari Alfabet Etruscan dan jadilah Huruf Latin. 

Dalam perkembangannya Huruf latin mengalami perubahan bentuk sehingga menghasilkan huruf kecil dan huruf besar. Huruf ini berkembang pesat dan digunakan oleh banyak bangsa di dunia. Beberapa bangsa yang menggunakan huruf latin banyak memiliki ejaan pembacaan yang berbeda-beda atas Huruf Latin, bahkan memiliki Huruf Latin dengan berbagai tanda aksen untuk menuliskan ucapan bahasa-bahasa lain yang tidak terwakili oleh Huruf Latin.

Seorang Missionary dari Byzantium bersama saudaranya memodifikasi Huruf Latin untuk menciptakan Huruf Cyrillic (Rusia). 

Di Timur Tengah sendiri, Huruf Semit juga telah berkembang dalam komunitas peradaban Bangsa Semit yang berbeda. Beberapa mungkin sudah punah, namun beberapa tetap bertahan sebagai sebuah sistem penulisan yang dipakai luas di kawasan Timur Tengah, terutama Abjad Arab.






Di masa lalu, dalam Bahasa Arab, satu huruf mewakili beberapa ucapan vokal yang berbeda. Dan dalam sistem penulisan inilah Kitab Suci Al-Qur'an pertama kali dituliskan. Bisa dipahami apabila dulu pernah muncul pembacaan yang berbeda. 

Dalam perkembangannya Para Ulama menambahkan tanda titik dan tanda ucapan vokal dalam naskah Al-Qur'an agar orang yang belum fasih berbahasa Arab dapat membacanya. Berkat jasa merekalah Huruf Arab menjadi lebih mudah dipelajari pada saat ini. 








Huruf Arab berdampingan dengan Huruf Hebrew / Ibrani, Etiopia dan Syriac, merupakan huruf semitik yang pada saat ini keeksisannya digunakannya merupakan yang paling luas, dan Huruf Arab adalah yang paling luas pemakaiannya. Huruf Arab tidak hanya dipakai untuk bahasa Arab, namun juga bahasa-bahasa lain di kawasan timur tengah.

Huruf Syriac berkembang menjadi tiga cabang utama yaitu : Estrangela Edessa, Serta Jerusalem dan Madnhaya.


Sama seperti latin, huruf arab juga mendapatkan tambahan modifikasi saat digunakan dalam bahasa lain yang memiliki pengucapan yang berbeda. Misalnya untuk bahasa Farsi / Persia berikut ini :


Tidak hanya sampai disitu, Huruf Arab juga telah sampai di Asia Tenggara dan berkembang menjadi Huruf Pegon dan Huruf Jawi. 

Sedangkan Abjad Hebrew / Ibrani mengalami juga perkembangan sama seperti Abjad Arab yaitu munculnya tanda ucapan vokal untuk mempermudah pembacaan terutama untuk mereka yang tidak fasih berbahasa Hebrew / Ibrani. Beberapa komunitas mengembangkan model sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri. Bahkan abjad Ibrani yang dipakai orang Samaria di Kota Nablus juga memiliki bentuk dan tanda ucapan vokal yang berbeda dari Abjad Ibrani standar.

Jika dipersingkat dengan sebuah tabel akan membentuk tabel seperti ini :





Mata rantai pergerakan tulisan ternyata tidak hanya sampai disini saja, Huruf Aramaic berkembang juga menjadi Huruf Brahmi, yang bukan lagi berupa Abjad namun berupa sistem tulis Agugida atau disebut juga alfasilabis, adalah aksara segmental yang didasarkan pada konsonan dengan notasi vokal yang diwajibkan tapi bersifat sekunder.


Brāhmī consonants

Aksara Brahmi ini mengilhami terbentuknya aksara-aksara India, termasuk Pallawa yang pernah juga dipakai leluhur kita di nusantara, contoh nyata penggunaannya adalah dalam Prasasti Ciaruteun, di kemudian hari aksara ini menurunkan Aksara Kawi, yang dalam perkembangannya kemudian membentuk aksara-aksara daerah di nusantara seperti : Jawa, Bali, Sunda, Batak, Kaganga, Lontara, dan bahkan di jaman modern ini telah membentuk sebuah huruf alternatif yaitu Aksara Nusantara.


Sumber :
wikipedia.com
omniglot.com
search.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar